Nama :
Edwin Jefry Adolf Hasibuan
NIM
: 15514068
Prodi
: Teknik Kelautan ITB
Mata Kuliah : Bahan Bangunan Laut
Dosen : Eko Charnius S.T., M.T.
Sumber: http://share.its.ac.id/pluginfile.php/19665/mod_folder/content/0/Uji%20Kuat%20Tekan%20 Beton.doc?forcedownload=1
Dosen : Eko Charnius S.T., M.T.
Sumber: http://share.its.ac.id/pluginfile.php/19665/mod_folder/content/0/Uji%20Kuat%20Tekan%20 Beton.doc?forcedownload=1
BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metoda ini dimaksudkan sebagai
pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive streght) beton dengan benda uji berbentuk silinder
yang dibuat dan dimatangkan (curring)
di laboratorium maupun di lapangan.
1.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh
nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar.
1.2 Ruang Lingkup
Pengujian ini
dilakukan terhadap beton segar (fresh concrete) yang mewakili campuran beton,
bentuk benda uji bisa berujud silinder ataupun kubus, hasil pengujian ini dapat
digunakan dalam pekerjaan :
1.
Perencanaan campuran beton
2.
Pengendalian mutu beton pada
pelaksanaan pembetonan.
1.3 Pengertian
Kuat tekan beton
adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur
bila dibebani dengan gaya
tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
BAB II
CARA
PELAKSANAAN
2.1 Peralatan
Untuk melaksanakan
pengujian kuat tekan beton diperlukan peralatan sebagai berikut :
1.
Cetakan silinder, diamter 152
mm, tinggi 305 mm
2.
Tongkat pemadat, diameter 16
mm, panjang 600 mm, dengan ujung dibulatkan, dibuat dari baja yang bersih dan
bebas dari karat
3.
Mesin pengaduk atau bak
pengaduk beton kedap air
4.
Timbangan dengan ketelitian
0,3% dari berat contoh
5.
Mesin tekan, kapasitas sesuai
kebutuhan.
6.
Satu set alat pelapis ( capping
)
7.
Peralatan tambahan : ember,
seop, sendok, senok perata, dan talam.
8.
Satu set alat pemeriksaan slump
9.
Satu set alat pemeriksaan berat
isi beton
2.2 Benda Uji
Untuk mendapatkan benda uji harus diikuti
beberapa tahapan sebagai berikut :
1.
Pembuatan dan Pematangan benda uji
1.
Benda uji dibuat dari beton
segar yang mewakili campuran beton
2.
Isilah cetakan dengan adukan
beton dalam 3 lapis, tiap–tiap lapis dipadatkan dengan 25 x tusukan secara
merata, pada saat melakkukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak
boleh mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga
tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke dalam lapisan di bawahnya.
3.
Setelah selesai melakukan
pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan
tertutup, ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap
air serta tahan karat, kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan
letakkan pada tempat yang bebas dari getaran
4.
Setelah 24 jam, bukalah cetakan
dan keluarkan benda uji, untuk perencanaan campuran beton, rendamlah benda uji
dalam bak perendam berisi air pada temperatur 25oC disebutkan untuk
pematangan (curing), selama waktu
yang dikehendaki. Untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan,
pematangan (curing) disesuaikan
dengan persyaratan.
2.
Persiapan Pengujian
1.
Ambilah benda uji yang akan
ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam/ pematangan (curing), kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kainlembab.
2.
Tentukan berat dan ukuran benda
uji
3.
Lapisilah (capping) permukaan
atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang dengan cara sebagai berikut :
Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) yang dinding
dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk, kemudian letakkan benda uji tegak
lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras; dengan
cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan lainnya;
4.
Benda uji siap untuk diperiksa.
2.3 Cara Pengujian
Untuk melaksanakan
pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut :
1)
Letakkan benda uji pada mesin
tekan secara centris;
2)
Jalankan mesin tekan dengan
penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/ cm2 per
detik
3)
Lakukan pembebanan sampai benda
uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan
benda uji
4)
Gambar bentuk pecah dan
catatlah keadaan benda uji.
2.4 Perhitungan
Kuat tekan beton =
…………………………………………. (1)

Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)
2.5 Laporan
Laporan harus meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1.
Perbandingan campuran
2.
Berat (kg)
3.
Diameter dan tinggi (cm)
4.
Luas penampang (cm2)
5.
Berat isi (kg/dm3)
6.
Beban maksimum (kg)
7.
Kuat tekan (kg/cm2)
8.
Cacat
9.
Umur (hari)
Beberapa ketentuan khusus yang harus
diikuti sebagai berikut :
1.
Untuk benda uji berbentuk kubus
ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis,
tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 16
mm, panjang 600 mm.
2.
Untuk benda uji berbentuk kubus
ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis,
tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10
mm, panjang 300 mm.
3.
Benda uji berbentuk kubus tidak
perlu dilapisi
4.
Bila tidak ada ketentuan lain
konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder, maka gunakan
angka perbandingan kuat tekan seperti berikut :
Daftar Konversi
Bentuk Benda Uji
|
Perbandingan
|
Kubus : 15 cm x 15 cm x
15 cm
: 20 cm x 20
cm x 20 cm *)
Silinder : 15 cm x 30 cm
|
1,0
0,95
0,83
|
5.
Pemeriksaan kekuatan tekan
beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari
6.
Hasil pemeriksaan diambil nilai
rata-rata dari minimum 2 buah benda uji
7.
Apabila pengaduan dilakukan dengan
tangan (hanya untuk perencanaan campuran beton), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3
dan pengaduan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar